Alwi, ddk. mengartikan konjungtor antarkalimat sebagai penghubung antar satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungtor macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Kemudian Alwi, dkk. Menyimpulkan bahwa konjungtor antarkalimat merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri-sendiri.
Konjungtor bentuk ini ialah biarpun demikan/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malah(an), bahkan, (akan) tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan sebelum itu.
Berikut contoh penggunaannya dalam kalimat.
- Putri benci pelajaran matematika. Biarpun demikian/begitu ia tetap berusaha mengerjakan soal-soalnya.
- Perjalanan Lampung-Bali sangatlah jauh. Sekalipun demikian/begitu Ipal tetap nekat untuk pergi.
- Syahrini adalah artis yang sukses. Walaupun demikian/begitu dia tetap bersahaja.
- Edwar tidak memiliki arah dan tujuan. Meskipun demikian/begitu dia tetap saja berjalan.
- Cuaca hari ini benar-benar dingin. Sungguhpun demikian/begitu Nansi tidak mengenakan mantel tebal.
- Aku menutup tirai jendela. Kemudian, aku menutup pintu kamar tidurku.
- Kami berencana mampir ke rumah makan. Sesudah itu, mampir ke swalayan terdekat.
- Ibu berbelanja perlengkapan dapur. Setelah itu, ibu membeli buku bacaan untuk adikku.
- Manusia hanya berusaha dan berdoa. Selanjutnya, serahkan semuanya pada Tuhan.
- Anak kucing itu terpisah dari ibunya. Tambahan pula, ia kedinginan.
- Harry berlumuran keringat. Lagi pula, baju yang dikenakan cukup tebal.
- Ratih mengidap penyakit asma. Selain itu, dia juga terkena mag akut.
- Kai sangat bagus dalam bidang tarik suara. Sebaliknya, dia lemah di bidang menari.
- Apapun yang masuk ke dalam tenggorokannya, pasti akan dimuntahkannya lagi. Sesungguhnya, penyakit mag-nya sudah kronis.
- Segala yang terjadi di langit maupun bumi adalah kehendak yang kuasa. Bahwasanya, semua sudah ditakdirkan.
- Aku tidak mengerti apa motivasi mereka. Malah(an), aku benar-benar tidak paham jalan pikirannya.
- Aku sudah cukup pandai mengendarai mobil. Bahkan, aku pernah membawanya ke rumah saudaraku yang lumayan jauh.
- Hujan memang sudah reda. (akan) Tetapi, kita harus selalu sedia payung.
- Aku mau saja ikut dengannya. Namun, aku tidak memiliki uang yang cukup.
- Aku tidak akan pernah merasa takut mengakuinya. Kecuali itu, aku terbukti bersalah.
- Leni mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan demikian, dia bisa berlibur dengan tenang.
- Suara Sean begitu bagus dan merdu. Oleh karena itu, para juri sangat terpukau.
- Vivin terlalu takut untuk tidur sendirian. Oleh sebab itu, dia selalu tidur dengan ibunya.
- Maya tidur dengan sangat pulas. Sebelum itu, ia berolahraga sampai kelelahan.